Pengimbasan Pembelajaran Mendalam: Di PAUD IT Al-Amin Kapuas
Kapuas, 27 Agustus 2025 —
Pengimbasan ini dirancang sebagai ruang berbagi praktik baik agar guru-guru tidak sekadar mengetahui konsep pembelajaran mendalam (deep learning), melainkan benar-benar mencicipi, mempraktikkan, dan memetakan langkah penerapannya di kelas PAUD yang riil: berpusat pada anak, kaya pengalaman, bernilai, dan menyenangkan.
Mengapa Pembelajaran Mendalam di PAUD?
Di jenjang usia dini, fondasi berpikir, berbahasa, bersosial, dan beriman anak sedang tumbuh. Pembelajaran mendalam memberi rangka (alur tujuan) dan cara (strategi) agar setiap aktivitas main:
berangkat dari rasa ingin tahu anak,
menumbuhkan kemandirian dan kolaborasi,
menguatkan nilai-nilai adab dan keislaman,
serta menghasilkan artefak belajar yang bisa dibaca jejak prosesnya.
Ustadzah Wahyuni menegaskan, “Kita tidak mengejar banyaknya lembar kerja, tetapi kedalaman pengalaman main-anak yang membekas mampu membentuk karakter dan keahlian dasar.”
Alur Kegiatan: Dari Konsep ke Praktik
1) Mindset & Bingkai Konsep (Warm-Up 30’)
Guru diajak memetakan perbedaan teaching dan learning: dari “apa yang saya ajarkan” bergeser ke “apa yang anak alami dan capai”. Peserta menempelkan sticky notes tentang “momen kelas paling bermakna” dan membacanya bersama untuk menemukan pola: autentik, kontekstual, dan lintas indera.
2) Desain Pengalaman Main (Studio 90’)
Fokus pada empat langkah inti:
Asesmen awal: mengamati minat & prasyarat anak (bahasa, motorik, sosio-emosi).
Merumuskan alur tujuan: dari kompetensi → indikator → pengalaman main → bukti belajar.
Strategi diferensiasi: menyiapkan pilihan pusat main (balok, seni, sains mini, literasi) sesuai kesiapan anak.
Asesmen formatif: catatan anekdot, foto, cuplikan dialog anak, rubrik sederhana.
Tim guru kemudian mempraktikkan micro-design bertema “Air: Bersih itu Iman”:
anak menyaring air sederhana, membaca doa, membandingkan jernih–keruh, lalu menggambar urutan langkah. Di sini nilai thaharah, bahasa (kosakata “jernih/keruh/bersih”), sains mini (filtrasi), motorik halus, dan adab—bertemu dalam satu pengalaman utuh.
3) Microteaching & Umpan Balik (Showcase 60’)
Pertanyaan pancing: “Menurutmu, mengapa air ini jernih dan yang itu keruh?” memicu hipotesis anak.
Bukti belajar otentik: foto urutan langkah menyaring air + rekaman kalimat anak “airnya jadi bersih…” sebagai artefak.
Integrasi nilai: membiasakan doa sebelum aktivitas dan menjaga kebersihan alat sebagai bagian dari iman.
Diferensiasi: anak yang masih ragu diberi scaffold (alat saring siap pakai), anak yang sudah mahir diajak membandingkan dua media saring.
Komitmen Bersama & RTL
Menjelang penutupan, seluruh guru menyepakati tiga komitmen:
1. Satu tema — satu pengalaman mendalam tiap pekan yang terdokumentasi rapi.
2. Memakai catatan anekdot harian (1–2 observasi bermakna per anak).
3. Mengadakan coaching sebaya antarguru minimal 2 kali dalam sebulan.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Pekan 1–2: uji coba micro-design di kelas; kumpulkan 3 artefak belajar/kelas.
Pekan 3: berbagi praktik (lesson study mini) lintas TKIT–KBIT.
Pekan 4: refleksi data—menilai kemajuan bahasa, kemandirian, dan adab anak dari bukti yang terkumpul.
Ustadzah Wahyuni mengapresiasi keterbukaan para guru mencoba hal baru. “Kita mulai dari kecil, konsisten, dan berbagi. InsyaAllah kelas-kelas kita akan semakin hidup anak belajar, guru bahagia.”
.
.
.
.
Tagar: #PembelajaranMendalam #PAUDITALAmin #TKITALAmin #KBITALAmin #LessonStudy #DeepLearning #SekolahIslam #Kapuas #yisalaminkapuas
keyword: pembelajaran mendalam PAUD, deep learning PAUD, lesson study PAUD, TKIT Al-Amin, KBIT Al-Amin, pengimbasan guru, Yayasan Islam Al-Amin Kapuas


